Here's my Home Library fairytale... :
Hari itu saya lagi beres-beres buku dilantai bawah, tiba-tiba dari atas ada anak kecil memanggil..
"kakaaak..aku nggak bisa ambil komiknyaaaa..."
hanya senyum lebar yang bisa saya bagi sambil menggaruk kepala dan tersenyum kecut melihat respon mereka ke saya, bukan hanya anak manis itu saja yang menjadi tamu perpustakaan ini, di setiap ruang ada juga penikmat buku multi usia lainnya yang sedang melihat iba ke saya, si pemilik perpustakaan ini.


Tiba-tiba saya dibuat jatuh cinta dengan kehadiran lelaki yang masuk membawa tangga panjang dan membantu anak manis itu mengambil komiknya. Senyum menghiasi wajah tampan lelaki bernama "future husband" itu ketika berbalik kearah saya. Kebahagian memenuhi hati ini, bukan karena sudah membantu mengambilkan buku untuk salah 1 pengunjung home library saya tadi, tapi karena hari ini bukan hari liburnya bekerja di kantor, tapi ia masih sempat datang memenuhi janjinya untuk membuatkan tangga panjang untuk membantu kerjaan saya disini, melayani para penikmat buku yang hampir tiap hari mewarnai perpustakaan saya ini.

Ini susahnya punya home library bertingkat yang hanya diurus oleh saya dan lelaki bernama "future husband" itu. Melayani para pengunjung jika mereka bertanya tentang buku yg mereka cari tapi lupa apa judulnya, melayani membuatkan beragam kopi sesuai pilihan mereka, teh hijau atau camilan yang sudah tersedia di menu. Sedangkan lelaki bersahaja iu jika sedang libur dari kantornya akan membantu menggantikan tugas saya untuk membacakan dongeng untuk kumpulan anak-anak manis yang datang di waktu weekend, dan menemani oma dan opa bercerita tentang buku yang mereka baca ketika masih muda dulu.

Dan ketika stok buku saya berkurang dan saya harus mencari buku-buku baru, dengan senang hati kamu menemani saya, dari toko buku satu ke toko buku lainnya, keliling kota berdua hanya untuk mencari buku yang saya cari sampai dapat kemudian membaca buku itu sambil membedah isi bukunya berdua dirumah utama kita yang juga dipenuhi buku.
Romantis ala kita..

Atau ketika kamu libur dan home library kita tutup untuk sehari, kita memilih untuk tidur diatas padang rumput dibawah sinar matahari pagi hanya untuk membaca buku-buku kesayangan kita. Terdiam tapi kaki kita bersentuhan. berbagi ear phone mendengarkan musik yang kita sukai dan saling mengeluarkan quote-quote manis dari buku yang kita baca.
Sekali lagi, ini romantis ala kita..


Bismillah..ini mimpi saya, my dear future husband... ^_^
Sedikit cerita tentang hobi saya, menulis cerber (cerita bersambung).
Jadi ingat,dulu, waktu SMA saya adalah orang yang suka menghabiskan waktu bermain dengan duduk di ruang tamu, duduknya lesehan dan menulis di sebuah buku dengan modal ballpoint Pilot hitam dan biru.
Menuliskan apa yang saya lihat dan pikirkan dalam bentuk cerita. Tulis tangan guys, i repeat, tulis tangan. 😎
Dulu belum punya komputer, ada sih mesin ketik tapi tidak saya gunakan karena takut mengganggu orang serumah dengan bunyinya yang girang bin flat gak ada nadanya sama sekali seperti piano (well..kita memang sedang membicarakan mesin ketik, bukan piano, mbak !).

Lucunya, tiap kali bapak, mama atau anggota keluarga lainnya melintas di ruang tamu selalu mengira saya sedang belajar, mengulangi pelajaran-pelajaran sekolah di rumah. Bagaimana tidak, selain buku tulis, dimeja juga ada kalkulator dan handbook (yang ini cuma akal-akalan biar nggak ketahuan kalau lagi nulis Cerber).😋

"jangan keseringan dirumah buat belajar, itu memang bagus, tapi perlu juga nak yang namanya bergaul"

Itu kata bapak saya sangking keseringan mendapati anaknya ini duduk melantai diruang tamu dan menulis. Dan akhirnya, ketahuan juga hobi saya ini setelah suatu hari bapak masuk rumah dan diam-diam melihat apa yang sedang saya tulis.

"bapak kira kamu belajar, tapi ternyata menulis cerita ya..?"

Kaget dong, sedikit takut karena ketahuan bapak.
Ketahuannya darimana?, ternyata pernah suatu sore bapak lagi mengurus taman (ini hobi beliau kalau di sore hari, keliling rumah, cabut rumput, tanam pohon ini, pohon itu, bunga ini, palem itu, maklum beliau lulusan Pertanian).
Tidak sengaja teman sekolah saya, cewek, datang kerumah buat mengembalikan buku, kebetulan lagi saya tidak dirumah, dibukalah buku itu, dan dibaca, dan ketahuanlah semuanya.

Tapi tidak ada yang melarang, semua oke-oke saja setelahnya. Malah senang karena hobi ini menghasilkan, gaji pertama saya dari sini, menulis. Dibaca orang trus dibayar, meski nggak seberapa tapi itu suatu kebahagian yang tidak bisa dilukiskan. Worth it lah, even tangan harus pegal karena menulis sampai 3 buku, meski biasa bukunya nggak kembali, atau meski kembali namun buku ke-3 nya tidak kembali juga, (saya selalu menulis Cerber sampai 3 buku dengan saling menempelkan buku tersebut dengan stepler biar nggak kepisah-pisah), toh semua ditulis dengan diselingi senyum-senyum sendiri, pake' ikutan nangis di tiap adegan sedihny, halah.


Sekarang semuanya serba canggih, sudah ada komputer, ada Blog, ada Facebook, ada wadah yang bisa dijadiin tempat buat nge-post tulisan-tulisan tidak berkelas saya ini.
Dan ini pertama kalinya saya berani posting tulisan saya berjudul "Love Do", yah,meski cerita nya -not-in-my-age- tapi saya merasa ada dalam zona nyaman ketika menulis cerita ini.

Well, silahkan di buka link ini, LOVE DO
semoga suka bacanya, kalau pun harus menunda beberapa part nya itu karena saat ini lagi ada di lingkungan baru, jadi semua butuh adaptasi.
Insya Allah hobi ini sampe nenek-nenek di geluti, karena dengan ini saya bisa lebih extrovert lagi..

Sekian.