The LOVE DO

, , No Comments
Sedikit cerita tentang hobi saya, menulis cerber (cerita bersambung).
Jadi ingat,dulu, waktu SMA saya adalah orang yang suka menghabiskan waktu bermain dengan duduk di ruang tamu, duduknya lesehan dan menulis di sebuah buku dengan modal ballpoint Pilot hitam dan biru.
Menuliskan apa yang saya lihat dan pikirkan dalam bentuk cerita. Tulis tangan guys, i repeat, tulis tangan. 😎
Dulu belum punya komputer, ada sih mesin ketik tapi tidak saya gunakan karena takut mengganggu orang serumah dengan bunyinya yang girang bin flat gak ada nadanya sama sekali seperti piano (well..kita memang sedang membicarakan mesin ketik, bukan piano, mbak !).

Lucunya, tiap kali bapak, mama atau anggota keluarga lainnya melintas di ruang tamu selalu mengira saya sedang belajar, mengulangi pelajaran-pelajaran sekolah di rumah. Bagaimana tidak, selain buku tulis, dimeja juga ada kalkulator dan handbook (yang ini cuma akal-akalan biar nggak ketahuan kalau lagi nulis Cerber).😋

"jangan keseringan dirumah buat belajar, itu memang bagus, tapi perlu juga nak yang namanya bergaul"

Itu kata bapak saya sangking keseringan mendapati anaknya ini duduk melantai diruang tamu dan menulis. Dan akhirnya, ketahuan juga hobi saya ini setelah suatu hari bapak masuk rumah dan diam-diam melihat apa yang sedang saya tulis.

"bapak kira kamu belajar, tapi ternyata menulis cerita ya..?"

Kaget dong, sedikit takut karena ketahuan bapak.
Ketahuannya darimana?, ternyata pernah suatu sore bapak lagi mengurus taman (ini hobi beliau kalau di sore hari, keliling rumah, cabut rumput, tanam pohon ini, pohon itu, bunga ini, palem itu, maklum beliau lulusan Pertanian).
Tidak sengaja teman sekolah saya, cewek, datang kerumah buat mengembalikan buku, kebetulan lagi saya tidak dirumah, dibukalah buku itu, dan dibaca, dan ketahuanlah semuanya.

Tapi tidak ada yang melarang, semua oke-oke saja setelahnya. Malah senang karena hobi ini menghasilkan, gaji pertama saya dari sini, menulis. Dibaca orang trus dibayar, meski nggak seberapa tapi itu suatu kebahagian yang tidak bisa dilukiskan. Worth it lah, even tangan harus pegal karena menulis sampai 3 buku, meski biasa bukunya nggak kembali, atau meski kembali namun buku ke-3 nya tidak kembali juga, (saya selalu menulis Cerber sampai 3 buku dengan saling menempelkan buku tersebut dengan stepler biar nggak kepisah-pisah), toh semua ditulis dengan diselingi senyum-senyum sendiri, pake' ikutan nangis di tiap adegan sedihny, halah.


Sekarang semuanya serba canggih, sudah ada komputer, ada Blog, ada Facebook, ada wadah yang bisa dijadiin tempat buat nge-post tulisan-tulisan tidak berkelas saya ini.
Dan ini pertama kalinya saya berani posting tulisan saya berjudul "Love Do", yah,meski cerita nya -not-in-my-age- tapi saya merasa ada dalam zona nyaman ketika menulis cerita ini.

Well, silahkan di buka link ini, LOVE DO
semoga suka bacanya, kalau pun harus menunda beberapa part nya itu karena saat ini lagi ada di lingkungan baru, jadi semua butuh adaptasi.
Insya Allah hobi ini sampe nenek-nenek di geluti, karena dengan ini saya bisa lebih extrovert lagi..

Sekian.

0 komentar: